Minggu, Desember 20, 2009
Pengadilan Perancis Mendenda Google Karena Memindai Buku
Posted by Andre at Minggu, Desember 20, 2009
(AFP) PARIS – Pengadilan Perancis pada hari Jumat mengeluarkan keputusan bahwa Google tidak diperbolehkan mendigitalkan buku-buku Perancis tanpa mendapat persetujuan dari penerbitnya. Pengadilan memerintahkan perusahaan online raksasa ini untuk membayar ganti rugi sebesar 300.000 euro (430.000 dolar).
Kasus ini diajukan pada tahun 2006 oleh salah satu perusahaan penerbit terbesar Perancis bernama Le Seuil yang mengklaim 4.000 bukunya telah didigitalisasi oleh Google tanpa izin.
Pengadilan memutuskan bahwa dengan memindai (menscan) semua buku atau bagiannya dan memuatnya secara on line, “Google telah melakukan tindak pelanggaran hak cipta yang mengakibatkan kerugian bagi pihak Le Seuil" dan dua penerbit lainnya.
Pengadilan memerintahkan Google untuk membayar 300.000 euro sebagai ganti rugi kepada tiga penerbit milik kelompok La Martiniere dan membayar simbolis sum sejumlah satu euro kepada Asosiasi Penerbit SNE dan Ikatan Penulis SGDL.
Sedangkan La Martiniere meminta 15 juta euro sebagai ganti rugi beserta bunganya.
Kelompok penerbitan yang didukung oleh 530 anggota SNE dan komunitas penulis ini berselisih paham dengan keputusan Google di tahun 2005 dalam mendigitalkan jutaan buku dari berbagai perpustakaan Amerika Serikat dan Eropa agar kemudian bisa diakses secara on line.
Pengadilan memberi Google waktu satu bulan untuk memenuhi keputusan hakim dan menghentikan digitalisasi semua buku Perancis tersebut atau menghadapi denda sebesar 10.000 euro per hari.
Pengacara para penggugat, Yann Colin, di pengadilan mengatakan bahwa keputusan Google untuk mendigitalkan buku-buku itu sebagai "ilegal, berbahaya dan menyebabkan kerugian bagi para penerbit" yang dikatakan tidak berdaya untuk menentang perjanjian mereka dengan pihak perpustakaan.
Google berusaha menantang yurisdiksi pengadilan dalam kasus ini, tetapi para hakim akhirnya memutuskan bahwa masalah ini adalah dalam kewenangan mereka.
Digitisasi telah menyatu dengan isu sensitif melindungi budaya dan kekayaan intelektual Perancis dalam beberapa bulan terakhir ini.
Presiden Nicolas Sarkozy mengumumkan pada hari Senin bahwa pemerintahannya akan menghabiskan 750 juta euro untuk secara digital menyeken (scan) semua kekayaan nasionalnya, dan bersumpah untuk melindungi warisan itu di atas kecurigaan mereka atas dorongan/keinginan digitisasi dari Google, perusahaan on line raksasa yang dimiliki Amerika.
Kasus ini diajukan pada tahun 2006 oleh salah satu perusahaan penerbit terbesar Perancis bernama Le Seuil yang mengklaim 4.000 bukunya telah didigitalisasi oleh Google tanpa izin.
Pengadilan memutuskan bahwa dengan memindai (menscan) semua buku atau bagiannya dan memuatnya secara on line, “Google telah melakukan tindak pelanggaran hak cipta yang mengakibatkan kerugian bagi pihak Le Seuil" dan dua penerbit lainnya.
Pengadilan memerintahkan Google untuk membayar 300.000 euro sebagai ganti rugi kepada tiga penerbit milik kelompok La Martiniere dan membayar simbolis sum sejumlah satu euro kepada Asosiasi Penerbit SNE dan Ikatan Penulis SGDL.
Sedangkan La Martiniere meminta 15 juta euro sebagai ganti rugi beserta bunganya.
Kelompok penerbitan yang didukung oleh 530 anggota SNE dan komunitas penulis ini berselisih paham dengan keputusan Google di tahun 2005 dalam mendigitalkan jutaan buku dari berbagai perpustakaan Amerika Serikat dan Eropa agar kemudian bisa diakses secara on line.
Pengadilan memberi Google waktu satu bulan untuk memenuhi keputusan hakim dan menghentikan digitalisasi semua buku Perancis tersebut atau menghadapi denda sebesar 10.000 euro per hari.
Pengacara para penggugat, Yann Colin, di pengadilan mengatakan bahwa keputusan Google untuk mendigitalkan buku-buku itu sebagai "ilegal, berbahaya dan menyebabkan kerugian bagi para penerbit" yang dikatakan tidak berdaya untuk menentang perjanjian mereka dengan pihak perpustakaan.
Google berusaha menantang yurisdiksi pengadilan dalam kasus ini, tetapi para hakim akhirnya memutuskan bahwa masalah ini adalah dalam kewenangan mereka.
Digitisasi telah menyatu dengan isu sensitif melindungi budaya dan kekayaan intelektual Perancis dalam beberapa bulan terakhir ini.
Presiden Nicolas Sarkozy mengumumkan pada hari Senin bahwa pemerintahannya akan menghabiskan 750 juta euro untuk secara digital menyeken (scan) semua kekayaan nasionalnya, dan bersumpah untuk melindungi warisan itu di atas kecurigaan mereka atas dorongan/keinginan digitisasi dari Google, perusahaan on line raksasa yang dimiliki Amerika.
Sumber: AFP: French Court Fines Google for Scanning Books
Klik di sini membawa Anda ke AndresTutorialBlog.blogspot.com
Klik di sini untuk ke DownloadMyFreeMP3.blogspot.com - download my own free mp3
---
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 comments:
waduh,,,,,besar sekali dendanya,,,
banyak kali uangnya, hehe
Posting Komentar